Selasa, 22 Februari 2011

Edcoustic - Masa Muda

Assalamualaikum..



Buat antum yang suka dengan  lagu-lagunya EdCoustic dan belum punya koleksinya, di sini saya bagi koleksi saya, silakan download gratis tiss....
Ini adalah album yang pertama dari Edcoustic yang bertitel Masa Muda, ada 12 lagu dan 1 video..Silakan menikmati,,Semoga bermanfaat..
1. edCoustic - Sejuta Arif
2. edCoustic - Remaja Peduli
http://www.mediafire.com/download.php?vs5hx9zmn5cvo5
3. edCoustic - Pertengkaran Kecil
http://www.mediafire.com/download.php?81o5y9n85j356l9
4. edCoustic - Pemuda Palestina
http://www.mediafire.com/download.php?at9b6ckoc7oqwa3
5. edCoustic - Nantikan Ku di Batas Waktu
http://www.mediafire.com/download.php?dd4vvws2j49wld9
6. edCoustic - Nantikan Ku di Batas Waktu ( video )
http://www.mediafire.com/download.php?t5f314448rcsg2k
7. edCoustic - Menjadi Diriku
http://www.mediafire.com/download.php?mg4kv28e1sa9fw6
8. edCoustic - Masa Muda
http://www.mediafire.com/download.php?ar70b6564zjxhs3
9. edCoustic - Kamisama
http://www.mediafire.com/download.php?7gd6m6q1whq4et3
10. edCoustic - Find The Way
http://www.mediafire.com/download.php?gyjya869k191fu1
11. edCoustic - Di Persimpangan Ku Berdiri
http://www.mediafire.com/download.php?mc1gve2odu74979
12. edCoutic - Cinta Berkawan
http://www.mediafire.com/download.php?ma1kg28rku1tazu
13. edCoustic - Berubah
http://www.mediafire.com/?xy0y83u6dzgy7n6




Di lain kesempatan saya akan bagi koleksi Album yang lain....

Wassalam...





"Good Riddance (Time Of Your Life)"


Another turning point, a fork stuck in the road
Time grabs you by the wrist, directs you where to go
So make the best of this test, and don't ask why
It's not a question, but a lesson learned in time

It's something unpredictable, but in the end it's right.
I hope you had the time of your life.

So take the photographs, and still frames in your mind
Hang it on a shelf in good health and good time
Tattoos of memories and dead skin on trial
For what it's worth it was worth all the while

It's something unpredictable, but in the end it's right.
I hope you had the time of your life.

It's something unpredictable, but in the end it's right.
I hope you had the time of your life.

It's something unpredictable, but in the end it's right.
I hope you had the time of your life.

Senin, 14 Februari 2011

mother

Blessed is your face
Blessed is your name
My beloved
Blessed is your smile
Which makes my soul want to fly
My beloved

 
All the nights
And all the times
That you cared for me
But I never realised it
And now it’s too late
Forgive me



Now I’m alone filled with so much shame
For all the years I caused you pain
If only I could sleep in your arms again
Mother I’m lost without you
You were the sun that brightened my day
Now who’s going to wipe my tears away
If only I knew what I know today
Mother I’m lost without you




You went and left me
O light of my eyes
O comfort of my nights
You went and left me
Who, other than you, will embrace me?
Who, other than you, will cover me?
Who, other than you, will guard over me?
Your pardon mother, forgive me

Sabtu, 12 Februari 2011

beautiful lie


Lie awake in bed at night
And think about your life
Do you want to be different?
Try to let go of the truth
The battles of your youth
'Cause this is just a game


It's a beautiful lie
It's the perfect denial


Such a beautiful lie to believe in
So beautiful, beautiful it makes me

It's time to forget about the past
To wash away what happened last
Hide behind an empty face
Don't ask too much, just say
'Cause this is just a game


The end of the world)

Everyone's looking at me
I'm running around in circles, baby
A quiet desperation's building higher
I've got to remember this is just a game

So beautiful, beautiful
It's a beautiful lie
So beautiful, beautiful
It's a beautiful lie
So beautiful, beautiful...



lyric from 30 Second to Mars

Rabu, 09 Februari 2011

Kebingungan Massal Di dunia dan Akhirat


Kebanyakan manusia menganggap bahwa kebaikan dunia adalah harta kekayaan yang berlimpah, jabatan yang tinggi, badan selalu sehat, pasangan hidup yang senantiasa menghibur dan lain-lain.

Kita yakin bahwa Rasul SAW adalah kekasih Allah, bila beliau berdo’a memohon apapun pasti Allah mengabulkannya. Dan beliau sering sekali berdu’a dengan do’a ini.

Apakah yang dimaksud dengan kebaikan dunia menurut Islam? Kalau sekiranya yang dimaksud dengan kebaikan dunia adalah harta kekayaan yang berlimpah, mengapa Rasulullah tidak terkenal sebagai konglomerat?

Kalau yang dimaksud dengan kebaikan dunia adalah jabatan terhormat, mengapa Rasulullah dimusuhi oleh sebagian masyakat Arab? Atau yang dimaksud dengan kebaikkan itu adalah panjang umur dan sehat selalu, mangapa beliau hanya hidup selama 63 tahun dan terkadang menderita sakit? Sementara diantara orang lain bahkan orang kafir ada yang mengalami hidup hingga lebih dari 100 tahun?

Disamping kedua ayat di atas ada lagi ayat yang sering dipahami dengan tafsirkan yang sama yang mengarah kapada materialism, yaitu firman Allah :

إِنَّ اللّهَ لاَ يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّى يُغَيِّرُواْ مَا بِأَنْفُسِهِمْ

Ayat ini sering diartikan dengan: “Sesungguhnya Allah tidak akan merubah nasib satu kaum sehingga mereka sendiri merubahnya.” [QS. ar-Ra'd (13) : 11]

Sungguh banyak orang yang menjadikan ayat ini sebagai dalil tentang pentingnya kemajuan pembangunan fisik dan materi. Padahal tanpa didukung oeh ayat al-Qur’an, umumnya manusia berlomba dalam mencapai kemajuan material. Karena itu apakah makna dukungan tersebut?

Ketiga ayat ini sering dijadikan argumantasi oleh sebagian penceramah dan muballig untuk mendukung kaum muslimin agar semangat mencari kehidupan dunia, meningkatkan pembangunan fisik dan materi serta mendoroang mereka agar dapat berlomba dalam teknologi dan sains.
Keterangan seperti ini bukan saja disampaikan melalui ceramah-ceramah akan tetapi juga disampaikan melalui media cetak hingga pemahamannya sudah demikian melekat pada benak khalayak ramai, karena telah diuraikan oleh orang-orang yang mereka pandang sebagai penasihat terkemuka atau ulama.

Sangat penting kiranya bagi kita untuk melakukan studi dengan memperhatikan hubungannya dengan ayat sebelum dan sesudahnya, agar dapat diketahui lebih mendalam maknanya.

Ayat pertama firman Allah: “Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (keni`matan) dunia.” [QS. al-Qashash (28) : 77]

Apa yang dimaksud dengan nasibmu dari dunia? Tentu berbeda dengan nasibmu di dunia.

Untuk memahami ayat ini, sangat diperlukan kajian terhadap ayat sebelumnya yaitu firman Allah :

إِنَّ قَارُونَ كَانَ مِن قَوْمِ مُوسَى فَبَغَى عَلَيْهِمْ وَآتَيْنَاهُ مِنَ الْكُنُوزِ مَا إِنَّ مَفَاتِحَهُ لَتَنُوءُ بِالْعُصْبَةِ أُولِي الْقُوَّةِ إِذْ قَالَ لَهُ قَوْمُهُ لَا تَفْرَحْ إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ الْفَرِحِينَ

Sesungguhnya Karun adalah termasuk kaum Musa, maka ia berlaku aniaya terhadap mereka, dan Kami telah menganugerahkan kepadanya perbendaharaan harta yang kunci-kuncinya sungguh berat dipikul oleh sejumlah orang yang kuat-kuat. (Ingatlah) ketika kaumnya berkata kepadanya: ‘Janganlah kamu terlalu bangga; sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang terlalu membanggakan diri’.” [QS. al-Qashash (28) : 76]

Kalau kita perhatikan dengan cermat, kedua ayat ini ternyata menjelaskan pentingnya beramal untuk akhirat dan mengingatkan jangan tertipu dengan keni’matan dunia seperti halnya yang dialami oleh Qarun.

Namun kenapa banyak yang memahami ayat yang berbunyi وَلَا تَنسَ نَصِيبَكَ مِنَ الدُّنْيَا sebagai dalil pentingnya mencari kehidupan dan meningkatkan kekayaan dunia. Padahal bila dihubungkan dengan ayat sebelumnya, dapat diketahui bahwa ayat ini ditujukan kepada orang-orang yang mendapat keni’matan banyak harta di dunia. Dan ayat ini mengarahkan mereka agar tidak terlena dengan kenimatan sesaat.
Mereka harus senantiasa ingat akan nasibnya dari dunia yang sangat sedikit dan sebentar. Bila kenikamatan yang sedikit ini tidak dimanfaatkan sebaik mungkin untuk kehidupan yang abadi tentu mereka akan menyesal untuk selamanya. Sementara sebagian orang menjadikan ayat ini sebagai dorongan untuk meningkatkan kehidupan duniawi, padahal tanpa menggunakan ayat al-Qur’an pun kebanyakan manusia terus berlomba dalam mencari dan meningkatkan kehidupan dunia.

Sebaliknya, karena kesibukan duniawi yang tidak pasti ini, banyak sekali manusia melupakan tugasnya sebagai hamba dalam menghadapi hari akhirat yang pasti terjadi. Karena itu sangat diperlukan bagi mereka penjelasan tentang hakikat keni’matan dunia, bahwa keni’matan tersebut Allah sediakan demi bekal akhirat. Dan manusia diingatkan bahwa waktu yang tersedia untuk membekali diri demi kepntingan akhirat sangat terbatas. Karena itu janganlah manusia lalai akan keterbatasan waktu ini.

Ibnu Abi-Ashim mengatakan: “Yang dimaksaud dengan ‘jangan lupa nasibmu dari dunia’ bukan berarti jangan melupakan keni’matan lahir di dunia, melainkan umurmu. Artinya gunakanlah usiamu untuk akhirat.”

Dan Ibnul Mubarak juga berpandangan yang sama, ia berkata: “Yang dimaksud dengan ‘jangan lupa nasibmu dari dunia’ adalah beramal ibadah dalam taat kepada Allah di dunia untuk meraih pahala diakhirat.”
Dia juga mengutip beberapa ungkapan para shahabat, dianataranya:

Ibnu Abbas: “Kamu beramal didunia untuk akhiratmu.”

Mujahid: “Beramal dengan mentaati Allah.”

Zaid: ”Janganlah kamu lupa mengutamakan dari kehidupan duniamu untuk akhiratmu, sebab kamu hanya akan mendapatkan di akhiratmu dari apa yang kamu kerjakan didunia dengan memanfaatkan apa yang Allah rizkikan kepadamu.”

Dari beberapa pernyataan shahabat diatas, dapat diketahui bahwa yang dimaksud dengan “jangan melupakan nasibmu dari dunia” adalah peringatan jangan lalai terhadap kesempatan untuk beramal yang tidak lama lagi akan berakhir. Artinya menyuruh manusia agar mampu menggunakan semua karunia Allah demi keselamatan dan kemaslahatan akhirat.

Dengan demikian, maka makna ayat ini sangat erat hubungannya antara awal, tengah dan penghujung ayat. Dan tidak ada hubungan dengan perintah untuk berlomba dalam mencari kehidupan duniawi atau meningkatkan kemajuan ekonomi. Sebab tanpa perintah, umumnya manusia terus berlomba untuk meraih kehidupan dunia.

Namun demikian, justru pemahaman inilah yang lebih populer dan meyakinkan karena sering dikemukakan oleh orang-orang yang berpengaruh. Memang, tidak sedikit pandangan yang keliru tapi meyakinkan.

Pemahaman di atas juga sering di perkuat dengan ungkapan: Kerjakanlah untuk duniamu seolah-olah kamu akan hidup abadi, dan kerjakanlah untuk akhiratmu seolah-olah kamu akan mati esok hari.

Meski tidak pernah ada yang mengatakan siapa yang meriwayatkannya, sebagian penceramah mengatakan bahwa ungkapan ini adalah sabda Rasul SAW. Penulis hingga kini belum menemukan bukti sebagai hadits nabi.

Terlepas dari perkataan siapa kalimat tersebut, yang jelas kalimat ini mengandung pepatah yang sangat bermanfaat bagi masyarakat bila dipahamai dengan tepat. Dan bila ditemukan ada pahaman yang kurang tepat atau keliru, sebagai hamba, kita terpanggil untuk mengemukakan apa yang dipandang lebih tepat.
Dengan harapan mudah-mudahan akan menjadi bahan pertimbangan. Menurut al-Qurthubi , kalimat di atas sejajar dengan ungkpan Abdullah bin Umar, ia berkata: “Bercocok tanamlah kamu seolah-olah kamu akan hidup abadi, dan beramallah kamu seolah-olah kamu akan mati esok hari.”
Dua ungkapan diatas bukanlah ungkapan yang baru melainkan kelanjutan dari ungkapan para pendahuluunya dari para ahli tafsir baik generasi shahabat, tabiin atau tabittabi’in.

Dalam menafsirkan ayat ini Ath-Thabari mengatakan: “Janganlah kamu tinggalkan nasibmu dan kesempatanmu dari dunia untuk berjuang demi meraih nasibmu dari akhirat, maka kamu terus beramal ibadah yang dapat menyelamatkanmu dari siksaan Allah.”
Sehubungan dengan kalimmat yang pertama yaitu keabadian hidup didunia al-Minawi berkata: “Yang demaksud dengan ungkapan tersebut adalah bahwa manusia apabila yakin akan hidup abadi maka akan berkuranglanglah hirsh-nya (cintanya kepada dunia) dan dia mengetahui bahwa apa yang diinginkannya pasti akan tercapai kendatipun ditempuh dengan rileks, sebab bila tidak tercapai hari ini maka akan diraih esok karena hidupku abadi.”
Karena itu, janganlah terlalu sibuk dalam urusan dunia sebab ada tugas lain yang lebih penting yaitu urusan akhirat. Dan dalam melaksanakan tugas demi meraih keni’matan akhirat, setiap hamba mesti merasa seolah-olah tidak ada kesempatan lain untuk melakukannya kecuali hari ini.
Maka bila sedang sibuk menghadapi urusan keduniaan kemudian mendengar panggilan Ilahi berupa shalat, da’wah, infaq, jihad dan lainnnya, maka sambutlah panggilan ini dan tinggalkanlah urusan dunia, karena kesempatan untuk menyambut panggilan ini tidak ada lagi waktu selain hari ini sementara untuk urusan dunia waktunya sangat lapang.
Sekiranya kalimat ini dari ungkapan Rasul, maka tidak dapat diragukan hadits Rasul adalah tafsir al-Qur’an yang pertama dan tepat untuk dijadikan sebagai rujukan utama dalam memahami al-Qur’an.
Dan apabila kalimat tersebut adalah ungkapan shahabat, maka sesungguhnya mereka adalah generasi pertama yang lebih memahami makna al-Qur’an dan yang menjadi tauladan bagi generasi berikutnya.
Karena itu pemahaman mereka adalah lebih tepat untuk diikuti dan dipercayai dibandingkan dengan pemahaman generasi berikutnya. Bila ditemukan pernyataan mereka tidak sesuai dengan petunjuk al-Qur’an, maka besar kemungkinan yang tidak sesuai bukan pernyataannya akan tetapi pemahaman kita terhadap pernyataan tersebut. Wallahu'alam.

Senin, 07 Februari 2011

the happiness



Dalam sebuah cerita dikisahkan, syahdan, Tuhan meminta dua malaikatnya membawa kebahagiaan untuk manusia. Tuhan hanya berpesan kepada dua malaikatnya, “Jangan letakkan ia ditempat yang terlalu sulit, hingga nanti manusia tidak menemukannya. Jangan pula terlalu mudah, karena manusia nanti akan menyia-nyiakannya. Tapi yang jelas, letakkan ditempat yang bersih”.

Maka kedua malaikat pun turun ke bumi dan berdialog, yang satu ingin meletakkannya di puncak sebuah gunung. Dan yang satu ingin meletakkannya di dasar samudera. Singkat cerita, kedua malaikat tersebut menemukan tempat yang dimaksud. Sebuah tempat yang bersih, tidak jauh, tapi juga tidak mudah bagi manusia mendapatkannya.

Letak “bahagia” itu dekat, tapi juga sekaligus jauh. Kedua malaikat tersebut meletakkan “bahagia” pada hati yang bersih. Ya, pada hati yang bersih. Hati, selalu ada pada diri kita, 24 jam sehari. Tapi hati yang bersih, begitu susah dan begitu berat mencapainya.

Pada dasarnya, bahagia atau kebahagiaan hanya sebuah “efek” semata. Maksudnya adalah bahwa bahagia bukanlah tujuan utama yang hendak kita raih, seharusnya. Karena bahagia hanya dampak dari sekian banyak pekerjaan yang kita lakukan, dan tentunya pekerjaan yang tidak menyimpang dari syariat dan sunah.

Berhati bersih adalah tujuan. Berfikir terbuka { open minded } adalah tujuan. Bersabar dalam perjuangan adalah tujuan. Memiliki ilmu yang bermanfaat adalah tujuan.

Jika manusia dalam hidupnya hanya mencari “kebahagiaan” atau bahagia menjadi tujuan hidupnya, dikhawatirkan ia akan ”kelelahan”. Sebab, kebahagiaan tidak bisa diukur dengan angka, ditimbang dengan materi, atau dijajar seperti pangkat dan gelar. Jika manusia hanya mencari bahagia bisa diibaratkan ia minum air laut, semakin banyak minum maka semakin haus kian terasa. Sebab, akal selalu membisikkan mantra, agar manusia selalu mencari lebih banyak dan lebih banyak lagi. Hingga tanah menyumpal mulutnya.

Mari kita merenung, jika kita berhati bersih, bersabar dalam perjuangan kita, menebar manfaat dengan ilmu yang kita punya, selalu terbuka pada sesuatu yang baik dan terang, maka “bahagia” tak perlu diundang. Bahkan lebih jauh dari itu, kebahagiaan menjadi sangat kecil, karena setelah kita melakukan semua itu dan Allah meridhoi, “bahagia” menjadi keseharian hidup kita.

Berhati bersih dan selalu berprasangka baik pada manusia lain dan juga pada Sang pencipta, bersabar dalam perjuangan menegakkan kalimat dan agama-Nya di atas dunia, memberikan manfaat kepada manusia lain dengan ilmu-Nya dan juga selalu terbuka untuk bermuhasabah apakah perjuangan hari ini lebih baik dari perjuangan di masa lalu dan semua itu tidak lepas dari ketakwaan dan keikhlasan, maka itu semua adalah tujuan hidup manusia. Dan jika dengan itu semua, lalu Allah ridho dan tersenyum untuk kita, seperti yang dijelaskan dalam hadis qudsi, jangankan bahagia, surga pun terasa hambar dibanding senyuman-Nya. Karena Allah telah ridha pada kita. Allahu’alam bishawab.

 
Design Downloaded from Free Blogger Templates | Free Website Templates